Surabaya (ANTARA News) - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengaku kecewa dengan penyelenggaraan "Suramadu International Run" yang diikuti sejumlah pelari luar negeri, Minggu (29/11). "Kami akan segera melakukan evaluasi penyelenggaraan lomba itu," katanya saat ditemui usai mengikuti upacara Hari Korpri Ke-38 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin.

Ia meminta penyelenggara (event organizer-EO) mempertanggungjawabkan keteledoran yang terjadi dalam lomba lari 10 kilometer melintasi Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) itu.

"Mulai dari atlet yang tidak mendapatkan air minum sampai panggung ambruk harus dipertanggungjawabkan. Kami menganggap itu keteledoran," kata Saifullah selaku ketua panitia ajang itu.

Sebelum ajang berskala internasional itu digelar, Wagub sudah meminta EO menyiagakan mobil ambulans yang berjalan di belakang peserta lomba. Demikian halnya dengan pengeras suara dan kondisi panggung, dia meminta EO memperhatikannya.

Saya percaya bahwa apa yang telah Anda baca sejauh ini informatif. Bagian berikut ini harus pergi jauh ke arah membereskan segala ketidakpastian yang mungkin tetap.

"Tapi kenyataan di lapangan malah kacau," katanya.Ia mengakui bahwa lomba yang diselenggarakan untuk memperingati Hari Pahlawan dan Hari Jadi Pemprov Jatim itu tidak sukses.

"Kami akan menjadikan ajang ini sebagai pelajaran agar tahun depan insiden itu tidak terulang," kata Wagub.

Ia juga meminta maaf kepada semua pihak yang dirugikan, terutama beberapa pejabat militer yang terperosok saat panggung itu ambruk.

Selain penyelenggaraan, Saifullah juga menyesalkan perizinan yang diurus oleh EO, baik kepada Bina Marga selaku pengelola Jembatan Suramadu maupun Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI).

"Mengapa akses kendaraan di Jembatan Suramadu baru ditutup pada pukul 05.30 WIB, padahal seharusnya 05.00 WIB. Demikian pula dengan dukungan dari PASI," katanya. (*)