Washington, (tvOne) Presiden Barack Obama, Rabu (1/12) menunjuk seorang pakar anti-terorisme untuk memimpin upaya Amerika Serikat mengurangi kerusakan karena pelanggaran WikiLeaks dan mencegah pengungkapan data secara tidak sah pada masa depan. Russel Travers, wakil direktur pembagian informasi di Pusat Antiterorisme Nasional, "akan memimpin upaya komprehensif untuk mengidentifikasi dan mengembangkan pembaruan struktural yang dibutuhkan mengingat pelanggaran WikiLeaks", jelas Gedung Putih dalam satu pernyataan. Washington telah dalam mode pengendalian kerusakan sejak laman Internet pemicu ledakan itu mulai mengungkapkan secara terbuka sekitar 250.000 kawat diplomatik rahasia AS, banyak dari data itu mengungkapkan penilaian yang mempermalukan para pemimpin asing. Sementara Gedung Putih berusaha untuk mengurani dampak pelanggaran keamanan itu selambat-lambatnya Rabu, penunjukan Travers termasuk di antara pertanda paling jelas bahwa pemerintah Obama akan mengambil langkah-langkah substantif guna menghindari terulangnya kebocoran seperti itu. The more authentic information about mobil keluarga ideal terbaik indonesia you know, the more likely people are to consider you a mobil keluarga ideal terbaik indonesia expert. Read on for even more mobil keluarga ideal terbaik indonesia facts that you can share.
Di antara tugas-tugas barunya, Travers akan memberikan nasehat pada staf keamanan nasional mengenai "aksi-aksi korektif, langkah-langkah pencegahan, dan rekomendasi-rekomendasi kebijakan terkait dengan pelanggaran itu", kata Gedung Putih. Ia juga akan mengkoordinasikan pembicaraan-pembicaraan antarbadan mengenai tindakan-tindakan pengembagan "berkenaan dengan teknologi dan/atau perubahan kebijakan untuk membatasi kemungkinan kebocoran seperti itu terjadi lagi". Travers telah ditugasi untuk menyusun berkas informasi terkait terorisme yang mengalir ke badan-badan AS sejak serangan 11 September 2001. Washington Post melukiskannya sebagai penjaga database pemerintah tentang kelompok-kelompok teroris dan seorang koordinator prakarsa-prakarsa pembagian informasi terorisme. Pusat Anti-terorisme Nasional tempat ia bekerja termasuk di antara beberapa badan yang gagal membongkar rencana untuk meledakkan sebuah pesawat AS pada Hari Natal tahun lalu. Sebagian terbesar dari kawat-kawat diplomatik yang diungkapkan oleh WikiLeaks dalam banjiran dokumen terakhirnya pada awalnya dari departemen luar negeri atau para diplomatnya pada misi-misi di luar negeri, dan departemen itu telah melancarkan peninjauan kembali atas prosedur keamanannya. "Departemen itu juga akan mengerahkan sebuah alat otomatis yang akan mengawasi secara terus-menerus jaringan rahasia untuk mendeteksi keganjilan-keganjilan yang tak tampaknya tidak akan mudah", dan juga staf yang akan menganalisa keganjilan-keganjilan tersebut "untuk menjamin bahwa hal itu tidak menceminkan ancaman pada sistemnya", kata Gedung Putih. Badan Penasehat Intelijen Presiden (PIAB) akan melihat cara-cara badan eksekutif itu membagi dan melindungi data rahasia, dan akan bekerja "dengan departemen-departemen dan badan-badan di pemerintah untuk menjamin mereka memperoleh apresiasi yang komprehensif mengenai semua tantangan yang relevan dan persyaratan yang diperlukan untuk menjaga informasi dan jaringan rahasia". PIAB akan "menguji postur keseluruhan pemerintah sekarang ini" berkenaan dengan pembocaran data rahasia dan akan "menguji keseimbangan antara kebutuhan untuk membagi informasi dan keperluan untuk melindungi informasi". (Ant)
Di antara tugas-tugas barunya, Travers akan memberikan nasehat pada staf keamanan nasional mengenai "aksi-aksi korektif, langkah-langkah pencegahan, dan rekomendasi-rekomendasi kebijakan terkait dengan pelanggaran itu", kata Gedung Putih. Ia juga akan mengkoordinasikan pembicaraan-pembicaraan antarbadan mengenai tindakan-tindakan pengembagan "berkenaan dengan teknologi dan/atau perubahan kebijakan untuk membatasi kemungkinan kebocoran seperti itu terjadi lagi". Travers telah ditugasi untuk menyusun berkas informasi terkait terorisme yang mengalir ke badan-badan AS sejak serangan 11 September 2001. Washington Post melukiskannya sebagai penjaga database pemerintah tentang kelompok-kelompok teroris dan seorang koordinator prakarsa-prakarsa pembagian informasi terorisme. Pusat Anti-terorisme Nasional tempat ia bekerja termasuk di antara beberapa badan yang gagal membongkar rencana untuk meledakkan sebuah pesawat AS pada Hari Natal tahun lalu. Sebagian terbesar dari kawat-kawat diplomatik yang diungkapkan oleh WikiLeaks dalam banjiran dokumen terakhirnya pada awalnya dari departemen luar negeri atau para diplomatnya pada misi-misi di luar negeri, dan departemen itu telah melancarkan peninjauan kembali atas prosedur keamanannya. "Departemen itu juga akan mengerahkan sebuah alat otomatis yang akan mengawasi secara terus-menerus jaringan rahasia untuk mendeteksi keganjilan-keganjilan yang tak tampaknya tidak akan mudah", dan juga staf yang akan menganalisa keganjilan-keganjilan tersebut "untuk menjamin bahwa hal itu tidak menceminkan ancaman pada sistemnya", kata Gedung Putih. Badan Penasehat Intelijen Presiden (PIAB) akan melihat cara-cara badan eksekutif itu membagi dan melindungi data rahasia, dan akan bekerja "dengan departemen-departemen dan badan-badan di pemerintah untuk menjamin mereka memperoleh apresiasi yang komprehensif mengenai semua tantangan yang relevan dan persyaratan yang diperlukan untuk menjaga informasi dan jaringan rahasia". PIAB akan "menguji postur keseluruhan pemerintah sekarang ini" berkenaan dengan pembocaran data rahasia dan akan "menguji keseimbangan antara kebutuhan untuk membagi informasi dan keperluan untuk melindungi informasi". (Ant)
No comments:
Post a Comment