Sleman, (tvOne) Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman sampai saat ini masih terus melakukan pembakaran bangkai ternak yang mati akibat terkena erupsi Gunung Merapi di sejumlah lokasi di lereng gunung ini. "Pembakaran bangkai ternak ini terus kami lakukan, karena saat ini masih banyak bangkai yang tergeletak di sujumlah lokasi di lereng Gunung Merapi," kata Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Kesmavet, Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman Sugeng Hendro Leksono, Jumat. Menurut dia, sampai saat ini pihaknya sedikitnya telah membakar 682 bangkai sapi di sejumlah desa seperti Umbulharjo, Kepuharjo, Glagaharjo, Argomulyo, Wukirsari dan sejumlah desa lainnya. So far, we've uncovered some interesting facts about mobil keluarga ideal terbaik indonesia. You may decide that the following information is even more interesting.
"Kami juga masih melakukan `fogging` (penyemprotan) untuk membasmi ribuan lalat yang berterbangan di sekitar bangkai sapi agar tidak menjadi sumber penyebaran penyakit," katanya. Ia mengatakan, "fogging" ini sekurangnya telah menghabiskan 1.000 liter bahan bakar solar, sedang disinfektannya disediakan Dinas Kesehatan. "Memang tidak sedikit pula bangkai sapi yang telah dibakar oleh pemiliknya dengan bantuan para sukarelawan," katanya. Sugeng mengatakan, selama masa tanggap darurat bencana Gunung Merapi, ada sekitar 3.000 lebih ternak hidup seperti sapi perah, sapi potong dan kambing yang telah dievakuasi. "Sekitar 1.500 ekor berhasil kami evakuasi dan kami rawat di 62 lokasi penampungan di Sleman. Setelah status Merapi diturunkan menjadi Siaga, hewan-hewan itu sudah diambil pemiliknya, dan kami hanya bertanggungjawab terhadap sapi yang diungsikan tim dari dinas," katanya. (Ant)
"Kami juga masih melakukan `fogging` (penyemprotan) untuk membasmi ribuan lalat yang berterbangan di sekitar bangkai sapi agar tidak menjadi sumber penyebaran penyakit," katanya. Ia mengatakan, "fogging" ini sekurangnya telah menghabiskan 1.000 liter bahan bakar solar, sedang disinfektannya disediakan Dinas Kesehatan. "Memang tidak sedikit pula bangkai sapi yang telah dibakar oleh pemiliknya dengan bantuan para sukarelawan," katanya. Sugeng mengatakan, selama masa tanggap darurat bencana Gunung Merapi, ada sekitar 3.000 lebih ternak hidup seperti sapi perah, sapi potong dan kambing yang telah dievakuasi. "Sekitar 1.500 ekor berhasil kami evakuasi dan kami rawat di 62 lokasi penampungan di Sleman. Setelah status Merapi diturunkan menjadi Siaga, hewan-hewan itu sudah diambil pemiliknya, dan kami hanya bertanggungjawab terhadap sapi yang diungsikan tim dari dinas," katanya. (Ant)
No comments:
Post a Comment